Klinik Sunat Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

Klinik Sunat Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta  - Khitan pernah disyariatkan oleh Nabi Ibrahim AS salah satu tujuannya untuk sahnya ibadah shalat. Demikian pernah dibuktikan KH A Asrofi ketika memberikan taushiyah .

Selain sebagai sarana sahnya shalat, khitan dikatakannya juga bertujuan untuk menghilangkan najis dan mengislamkan seorang hamba secara kaffah. Seorang anak yang melaksanakan khitan maka setelah itu ibadah shalatnya menjadi resmi dan najis yang terdapat dikemaluannya segera sirna karena qulub (ujung kemaluan) telah dipotong.

Berdasarkan Asrofi penceramah asal Jepara, khitan yang dijalankan ketika ini tentu sungguh-sungguh berbeda pada era kenabian. Waktu itu, cocok keterangannya Nabi Ibrahim melaksanakan khitan pada umur 80 tahun. Untuk memotong kemaluannya, tambahnya dijalankan sendiri dan menerapkan alat pemotong yang besar.

Dikakatan komponen dari syari’at Nabi Ibrahim, karena yaitu representasi dari jiwa pengorbanan dan sekaligus kebersihan atau kefitrahan manusia. Sebagaimana keterangan sebuah hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim sebagai berikut: “Fitrah itu ada lima; khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memotong kumis.”

Khitan secara etimologis yaitu wujud fiil madhi dari “khatana” yang mempunyai makna memotong. Meskipun secara terminologi menurut ulama fikih madzhab Syafi’i yaitu memotong “kulfah”, kulit yang membungkus komponen ujung dzakar sehingga menjadi terbuka, terutama bagi laki-laki. Meskipun bagi perempuan yaitu memotong komponen bawah kulit yang disebut nawat yang berada di komponen atas farj (kemaluan perempuan).

Lebih dari itu, khitan menurut pandangan ulama madzhab Syafi’i peraturannya harus bagus bagi laki-laki ataupun perempuan. Sebagaimana anggapan ulama madzhab Hambali. Meskipun menurut anggapan ulama madzhab Hanafi dan Maliki peraturannya sunnah bagi laki-laki dan direkomendasikan bagi perempuan.

Lalu, apa saja syarat resmi dalam melaksanakan khitan? Dalam kitab-kitab fikih tidak ditemui syarat resmi dalam khitan secara eskplisit, akan tapi terdapat metode dalam khitan tersendiri. Sebagaimana anggapan ulama madzhab Syafi’i, bahwasanya khitan itu harus dijalankan setelah baligh (dewasa).

Melainkan, pengerjaannya juga sunah dijalankan pada ketika bayi berumur tujuh hari dari kelahirannya, terkecuali kondisi bayi hal yang demikian lemah yang dikhawatirkan akan berpengaruh buruk padanya, maka pengerjaannya bisa ditunda hingga dia dewasa.

Selain itu, disunahkan dalam mengkhitan bagi laki-laki yaitu mencakup pangkal kuluf (kulit yang menutupi pucuk zakar sehingga tidak ada tersisa kulit yang tergantung). Atas dasar itu, maka mengkhitan laki-laki yaitu memotong kulit kuluf yang menutupi pucuk zakar (hasyafah)sehingga tidak ada lagi kotoran yang berkumpul di bawahnya, dan manusia merasakan kebebasan dalam buang air.

Meskipun khitan bagi perempuan itu dengan memotong kulit yang menutupi komponen atas farjinya, di atas daerah masukanya zakar. Formatnya seperti jengger ayam jantan. Kalau harus dipotong yaitu kulit komponen atasnya tanpa mencabutnya (tanpa menghilangkan semuanya).

Jadi hikmah Khitan 1. Khitan yaitu kemulian syariat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala peruntukkan untuk hambaNya, memperbagus estetika zhahir dan bathin, menyempurnakan agama.

2. Sebagai pertanda ‘ubudiah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana dulu, bahwa memberi pertanda pada alat pendengar atau badan pada budak sahaya sebagai pertanda penghambaan diri mereka kepada majikannya. Maka budak hal yang demikian lari dari majikannya, dia dikembalikan kepadanya lewat perantara pertanda hal yang demikian.

Kalau tidak ada yang mengingkari, barangsiapa yang telah berkhitan dengan memotong kulit hal yang demikian, berarti dia telah menghambakan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga semua orang mengetahui, barangsiapa yang melaksanakan khitan, berarti dia yaitu hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.

3. Khitan yaitu kesucian, kebersihan dan hiasan bagi hambaNya yang hanif.

4. Dengan berkhitan -terutama seorang wanita- bisa menetralkan nafsu syahwat. Maka dibolehkan tidak berkhitan, maka akan sejajar dengan perilaku binatang. Dan jikalau dipotong habis, maka membikin dia akan sama dengan benda mati, tidak mempunyai rasa. Oleh maka, kita menerima, orang yang tidak berkhitan, bagus dia laki-laki ataupun perempuan, tidak puas dengan jima` (hiperseks). Dan sebaliknya, kesalahan ketika mengkhitan bagi wanita, bisa membuatnya menjadi dingin kepada laki-laki.

5. Bagi wanita yang berkhitan bisa mencerahkan wajah dan memuaskan pasangan.

6. Setan berdiam pada daerah-daerah yang kumal, termasuk pada kulit yang tidak berkhitan. Setan meniupkan pada kemaluannya, yang tidak dia tiup pada orang yang berkhitan

Klinik Sunat Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 

Bagi anda warga Yogyakarta di daerah Sleman khususnya, jika anda sedang mencari Klinik Sunat Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta  ada baiknya anda datang ke klinik Pratama Swa.Klinik Pratama Swa melayani sunat/khitan modern dengan kelebihan

• Hasil sunat/khitan lebih rapi
• Perawatan setelah khitan tdk ribet
• Bisa langsung berenang mandi+ berendam biar cpt lepas klemnya
• Tidak perlu bolak balik kontrol setelah khitan, cukup wa saja
• Bisa langsung bersepeda, maen bola setelah khitan

Klinik Pratamaswa yang berlokasi di Jl. Salak – Turi Km 4 Kadisobo Trimulyo Sleman Yogyakarta , atau dapat telpon ato wa  di no telepon  0274 453 0416 / +62 821-3545-6784 atau bisa langsung chat admin kami dengan klik link berikut
http://bit.ly/InformasiKlinikSwa (akan langsung terhubung dengan wa admin kami )

Program Pelayanan Unggulan di Klinik Pratama SWA

Layanan Pasien Umum 24 jam
Melayani pasien dengan semua keluhan dengan dokter stand by 24 jam (tidak hanya kasus emergency )

Layanan KIA 24 jam
Melayani pasien KB, ANC, dll dengan bidan stand by 24 jam

Layanan Farmasi
Melayani kebutuhan obat pasien selama 24 jam (semua pasien yang diperiksa langsung mendapatkan obat)